COMMUNITY ORGANIZATION/
COMMUNITY DEVELOPMENT
Berbagai
istilah yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat adalah:
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Community Organization (Cross and Lappin, 1967), Community Organization or Community Development (CO/CD) (Gilbert
and Specht, 1981), Metode Pekerjaan
Sosial dengan Masyarakat (Skidmore, Zastrow, 1982), Community Social Work (Tylor&Roberts,1985), Bimbingan Sosial Masyarakat (Soetarso,
1991), Community Work (Twelvetress,
1993), Social Work Macro Practice
(Netting, Kettner, McMurtry, 2001), Community
Development (lfe, 2002). Berikut bahasan mengenai metode CO/CD dimulai dari
definisi kesejahteraan sosial, pembangunan sosial, dan intervensi makro,
prinsip-prinsip model pendekatan, teknik serta peranan.
A.
DEFINISI
Pengertian
dari community work, adalah sebagai berikut: Community work adalah suatu proses dalam membantu masyarakat untuk
meningkatkan diri mereka sendiri melalui suatu aktivitas-aktivitas
kolektif.
Pengembangan
masyarakat (community work) adalah
salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki
kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial (Suharto, 2002).
Menurut
Johnson (1984), community work merupakan spesialisasi atau setting praktek
pekerjaan sosial yang bersifat makro (macro
practice). Community work didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan
orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya
terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya (AMA, 1993). Community
work adalah ”the process of assisting
ordinary people to improve their own communities by undertaking collective
actions. ” (Twelvetrees, 1991).
Pengembangan
masyarakat adalah upaya-upaya yang dilakukan baik oleh masyarakat sendiri atau
bersama pemerintah atau bersama lembaga dari luar masyarakat untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat melalui inisiatif atau prakarsa dan kemampuan swadaya
atau partisipasi aktif masyarakat.
Tahapan
kerja/ kegiatan sebagai panduan bagi perencanaan perubahan dalam pengembangan
masyarakat atau organisasi (Ellen Netting: 2004) meliputi:
1) Identifikasi
Masalah dan Kelompok Sasaran
Merupakan
tahap awal, yaitu mengidentifikasi kondisi-kondisi kemasyarakatan atau
organisasi; Mengumpulkan data yang mendukung; Mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang mungkin muncul; Menentukan apakah suatu kondisi
merupakan masalah
2) Analisis
Masalah
Merupakan
tahapan dalam mengidentifikasi munculnya kejadian secara historis;
Mengidentifikasi dan menerapkan perspektif teoritik yang relevan;
Mengaplikasikan temuan-temuan penelitian, evaluasi program maupun praktek yang
relevan; Mengkaji secara perspektif tentang kelompok sasaran, kelompok etnik,
gender maupun kelompok sasaran; Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi atau
pengkajian tentang asal usul masalah; Memperbaiki/ memperhalus pernyataan
masalah.
3) Mengembangkan
Hipotesis Intervensi
Merupakan
rancangan intervensi setelah melakukan analisis masalah. Tahapan yang dilakukan
dalam kegiatan ini adalah merumuskan pernyataan masalah; Merumuskan hipotesis;
Mengemukakan hubungan perubahan dengan hasil yang ingin dicapai.
Proses
pemberdayaan dalam praktik pekerjaan sosial dengan organisasi atau masyarakat
menurut Dubois (1997), adalah sebagai berikut:
1) Dialog
(Dialogue)
Tahapan
ini sama dengan persiapan sosial yang berupa: Persiapan untuk bekerja sama;
Pembentukan dan pengembangan rasa saling percaya; Pembentukan dan pengembangan
partnership; Pemaknaan tantangan-tantangan; Penentuan arah kegiatan
2) Penemukenalan
(Discovery)
Tahapan
ini sama dengan asessment dan perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah:
Penggalian sumber daya; Analisis kemampuan dan daya dukung sumber daya;
membentuk tim; Membingkai solusi; Menguatkan motivasi kerjasama
3) Pengembangan
(Development)
Tahapan
ini sama dengan pelaksanaan kegiatan dan moneva. Kegiatan yang dilakukan
adalah: Mengaktifkan dan menguatkan interaksi sosial antar kelompok atau
kesatuan-kesatuan sosial; Mengaktifkan dan menggerakkan sumber daya; Memperluas
peluang; Penemukenalan keberhasilan yang dicapai; Pendampingan untuk
kesinambungan; Pengembangan sistem informasi: Evaluasi.
Tahapan
kerja dalam pengembangan masyarakat (Pedoman Praktikum III STKS Bandung, 2014)
meliputi kegiatan: inisiasi sosial, pengorganisasian masyarakat, assessment sosial, perencanaan sosial, intervensi sosial, evaluasi dan terminasi &
rujukan.
B.
KESEJAHTERAAN
SOSIAL, PEMBANGUNAN SOSIAL, DAN INTERVENSI MAKRO
B.1
Kesejahteraan
Sosial
Kesejahteraan
sosial dalam arti yang luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini
tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga iku
memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
Menurut Adi (1995:
5-6), kesejahteraan sosial dapat dianalogikan seperti kesehatan jiwa, sehingga
dapat dilihat dari empat sudut pandang. yaitu:
Kesejahteraan
sosial sebagai suatu keadaan:
Suatu
tatanan kehidupan dan penghidupan material dan spiritual, yang diliputi oleh
rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin (UU Kesejahteraan
Sosial No 6 tahun I974) merupakan sasaran jangka panjang upaya pembangunan
sosial.
Kesejahteraan
sosial sebagai suatu ilmu:
Suatu upaya
mengembangkan metode intervensi dan metode penelitian (ilmu kesejahteraan
sosial) yang memberikan sumbangan bagi upaya kesejahteraan sosial dan
peningkatan taraf hidup individu, keluarga dan masyarakat, merupakan upaya
pembangunan sosial.
Kesejahteraan
sosial sebagai suatu kegiatan:
Berbagai usaha
kesejahteraan sosial yang dikembangkan untuk membantu, mengembangkan dan
mendukung terciptanya peningkatan taraf hidup individu, keluarga maupun
masyarakat, merupakan inti pembangunan sosial.
Kesejahteraan
sosial sebagai suatu gerakan:
Suatu usaha sosial yang
terorganisir yang diwujudkan dalam bentuk organisasi pelayanan masyarakat (Human Service Organizations) yang
mengembangkan berbagai pelayanan sosial (social
sevices) dan usaha kesejahteraan sosial
(social welfare sevices), baik di
tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
B.2
Pembangunan
Sosial
Terkait
dengan istilah Pembangunan Sosial (Midgley, l995:25) “a process of planned social change designed
to promote the welI-being of the population as a whole in cojunctian with a
dynamic process of economic development”. (Suatu proses perubahan sosial yang
terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai
suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan
dinamika proses pembangunan ekonomi.
Dilihat
dari strategi pembangunan sosial yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan
taraf hidup masyarakat, menurut Midgley (1995: 103-138) mengemukakan ada 3
strategi pembangunan sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, antara
lain:
1. Pembangunan
Sosial melalui inividu (Social
Development by Individual)
Pendekatan individualis
atau perusahaan (individualist or
enterprise approach): lndividu-individu dalam masyarakat secara swadaya
membentuk usaha pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat.
2. Pembangunan
Sosial melalui Komunitas (Social
Development by Communities)
Pendekatan komunitarian
(communitarian approach): kelompok
masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya
3. Pembangunan
Sosial melalui Pemerintah (Social
Development by Governments)
Pendekatan statis (statist approach): pembangunan sosial
dilakukan oleh lembaga-lembaga dalam organisasi pemerintah.
Intervensi
yang dilakukan dalam kaitan dengan pembangunan sosial merupakan intervensi yang
diarahkan pada munculnya perubahan pada aspek pengetahuan (knowledge), keyakinan (belief),
sikap (attitude) dan niat individu (intention) yang semuanya merupakan
proses penyadaran terhadap kelompok sasaran dalam kerangka pembangunan sosial.
Untuk merubah perilaku individu dan kelompok dalam suatu perubahan sosial dan
pembangunan sosial, diperlukan adanya produk sosial (social products) yang inovatif. Oleh karena itu, praktisi (community worker) di bidang ini dituntut
untuk melakukan penilaian (assessment)
terhadap kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan, agar dapat menciptakan
produk sosial yang up to date. Ada tiga bentuk produk sosial (Kotler,1981),
antara lain: 1) Gagasan (ideas); 2)
Praktek (practice); 3) Bentuk yang
nyata (tangible product).
B.3
Intervensi
Makro/ Intervensi Komunitas
Terkait
dengan pembangunan sosial dan pengembangan kesejahteraan sosial, intervensi
merupakan upaya para teoritisi dan praktisi di bidang kesejahteraan sosial
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik di tingkat individu, keluarga,
kelompok, organisasi maupun komunitas.
Intervensi
makro merupakan bentuk Intervensi dalam ilmu kesejahteraan sosial yang
digunakan untuk melakukan perubahan di tingkat komunitas dan organisasi.
lstilah-istilah intervensi makro: Community
Work (COCD di Inggris dan Australia). Community
Organization atau Social Work Macro Practice (COCD di Amerika Serikat).
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (COCD di Indonesia).
Intervensi
makro (intervensi komunitas), dalam dunia pekerjaan sosial sangat erat
hubungannya dengan metode pekerjaan sosial yang digunakan untuk memberikan
bantuan terhadap klien ataupun sistem klien pada tingkat organisasi dan
komunitas. Menurut Netting (1993: 3), bahwa intervensi makro merupakan bentuk
intervensi langsung yang dirancang dalam rangka melakukan perubahan secara
terencana pada tingkat organisasi dan komunitas. Sedangkan metode intervensi
yang memfokuskan sasarannya pada tingkat individu, keluarga dan kelompok lebih
dikenal dengan sebutan intervensi makro.
Menurut
Ruthman dan Tropman (1987: 3): Intervensi makro mencakup berbagai metode
profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih yang lebih
besar dari individu, kelompok dan keluarga, yaitu: organisasi, komunitas baik
ditingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh Praktek Makro berhubungan
dengan aspek pelayanan masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersifat
klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yang lebih luas dalam
rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat. Intervensi makro
mencakup model intervensi: Pengembangan Masyarakat (locality development), Perencanaan Sosial (social planning), Kebijakan Sosial (social policy) dan Administrasi dan Manajemen (administration & management).
Istilah
lain intervensi menurut Glen: Community work berkaitan dengan kelompok komunitas,
administrasi dan perencanaan
sosial: menurut Jones Community Practice yaitu pengembangan
masyarakat (community development),
aksi komunitas (community
action), pelayanan masyarakat (community
services).
Sedangkan menurut Rothman mengubah nama intervensi menjadi community intervention. Intinya bahwa intervensi makro,
intervensi komunitas, community work,
social work macro practice
merujuk pada praktek dan kegiatan yang sama, yaitu: Pengembangan masyarakat,
Aksi komunitas dan Pendekatan
pelayanan masyarakat.
Menurut
Mayo (1994:71) ada tiga tingkatan community
work (intervensi
makro) yang menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda dimana
intervensi makro dapat diterapkan:
1.
Grass
root atau neighbourhood work (agen perubahan melakukan intervensi
terhadap individu, keluarga, kelompok masyarakat yang berada di daerah tsb,
misalnya suatu kelurahan, rukun
tetangga.
2.
Local
agency dan inter
agency work (agen perubahan
melakukan
intervensi terhadap organisasi 'payung' ditingkat lokal, provinsi ataupun
ditingkat yang lebih luas, bersama
jajaran
pemerintahan yang terkait serta organisasi non pemerintah yang berminat terhadap hal
tersebut.
3.
Regional
dan national community planning work
(misalnya agen
perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan
ekonomi ataupun isu mengenai
perencanaan
lingkungan yang mempunyai cakupan lebih luas dari bahasan di tingkat lokal.
Pengertian komunitas dapat pula pada Komunitas
Fungsional yaitu komunitas yang disatukan oleh bidang pekerjaan dan bukan
sekedar pada lokalitasnya saja. Dalam kaitan upaya pemberdayaan pada level
komunitas, Rothman menggambarkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui
intervensi komunitas ini dapat dilakukan melalui beberapa model (pendekatan)
intervensi, seperti pengembangan masyarakat lokal, perencanaan, kebijakan
sosial dan aksi sosial. Dari ketiga model intervensi tersebut maka proses
pemberdayaan terhadap masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan
yang bersifat konsensus seperti
pengembangan masyarakat local; kepatuhan seperti pendekatan perencanaan dan kebijakan sosial; melalui
pendekatan konflik seperti aksi sosial.
C.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat adalah dasar
yang harus dimiliki oleh seorang pekerja masyarakat, dan ini harus
terinternalisasi dalam diri pekerjaan sosial masyarakat.
Prinsip-prinsip pengembangan
masyarakat menurut Ife (1995) dapat
diuraikan sebagai berikut:
1)
Pengembangan
Terintegrasi
Maksudnya: Pengembangan sosial, ekonomi, politik,
lingkungan, dan personal/ spiritual, semuanya aspek-aspek esensial dari kehidupan
masyarakat.
Pengembangan aspek-aspek tersebut "menyatu"
dengan kehidupan masyarakat, oleh karenanya, suatu program pengembangan
masyarakat harus memperhitungkan seluruh aspek ini.
2)
Hak Asasi Manusia (HAM)
Maksudnya: Pemahaman dan komitmen terhadap HAM penting
bagi pekerja sosial pada setting makro, baik dalam pengertian negatif maupun
positif.
3)
Keseimbangan
Maksudnya: Berbagai aktivitas pengembangan masyarakat
terjadi dalam suatu kerangka kerja yang mampu mendukung praktik pekerjaan
sosial.
4)
Pemberdayaan
Maksudnya: Aktivitas pengembangan masyarakat harus
mampu memberikan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada
"mereka”
untuk menentukan diri mereka sendiri dan berpartisipasi.
5)
Personal dan
Politik
Maksudnya: Dalam aktivitas pengembangan masyarakat,
sisi politik akan menjadi bagian dari masalah individu, dan sebaliknya.
Kurangnya interaksi dalam hal ini membuat potensi pengembangan terbatas
masyarakat.
6)
Hak Milik Rakyat
Aktivitas pengembangan masyarakat bertujuan memperluas
kekayaan masyarakat serta berusaha membangun mereka. Dalam pengertian ini
terdapat dua aspek, yaitu: kepemilikan terhadap barang (material) dan non
material, seperti kepemilikan struktur dan proses.
7)
Kepercayaan Diri
Pengembangan masyarakat berusaha mengidentifikasi,
memanfaatkan sumber-sumber yang ada (sumber sendiri) semaksimal mungkin untuk masyarakat itu sendiri,
8)
Tidak Tergantung
pada Orang lain
Maksudnya: Sesuai dengan prinsip sebelumnya, suatu
pendekatan pengembangan masyarakat akan berusaha meminimalkan dana dari
pemerintah.
9)
Tujuan jangka
Pendek dan Visi Akhir
Dalam pekerjaan sosial masyarakat selalu terdapat
ketergantungan antara pencapaian tujuan yang segera dan visi akhir dari
masyarakat.
10)
Pengembangan
Organisasi
Pengembangan organisasi memiliki arti bahwa rasa
hormat dan nilai dari atribut khusus masyarakat mengizinkan dan mendukung
masyarakat untuk berkembang dalam mencari unitnya sendiri, dengan memahami
kompleknya hubungan antara masyarakat dengan lingkungan.
11)
Langkah-langkah
Pengembangan
Pengembangan masyarakat yang berhasil akan bergerak
pada langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil akan
menilai langkah dan tindakan itu.
12)
Keahlian
Eksternal
Masing-masing pengalaman mengembangkan masyarakat dengan caranya sendiri, dapat belajar dari
pengalaman daerah lain tetapi tidak harus meniru serupa dengan mereka.
13)
Membangun
Masyarakat
Dalam beberapa kondisi pengembangan masyarakat menjadi
tujuan khusus dari proses membangun masyarakat.
14)
Proses dan Hasil
Proses itu sendiri merupakan hal yang penting dalam
menentukan tujuan dan proses. Untuk itu seorang pekerja sosial masyarakat dalam
prinsip ini harus memperhatikan proses yang terjadi dan hasil yang dicapai.
15)
Integritas dari
Proses
Pendekatan proses yang digunakan dalam membangun
masyarakat adalah merupakan hasil yang penting dan benar apabila hal tersebut
dilakukan melalui arah yang ingin dicapai.
16)
Tanpa Kekerasan
Maksudnya aktivitas pengembangan masyarakat tidak
diarahkan pada tindakan yang memicu terjadinya kekerasan seperti yang sering
terlihat dalam berbagai bentuk tindak kekerasan fisik, yaitu militerisasi dan
seperti kekerasan dalam rumah tangga.
17)
Inklusiveness
(Keikutsertaan)
Pengembangan masyarakat membutuhkan proses yang
melibatkan seluruh masyarakat.
18)
Konsensus
Maksudnya: Konsensus dilakukan atas dasar persetujuarn
seluruh masyarakat dengan maksud untuk mencari jalan keluar atau pemecahan
setiap golongan masyarakat.
19)
Cooperation
(Kerjasama)
Kerjasama antara masyarakat dapat membuktikan
banyaknya manfaat yang dapat diperoleh jalam jangka waktu yang lama. Pekerja
sosial harus mengembangkan kerjasama
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
20)
Partisipasi
Pengembangan masyarakat harus selalu memaksimal
partisipasi untuk setiap orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif
dalam proses dan kegiatan pengembangan.
21)
Mendefinisikan
Kebutuhan
Pengembangan masyarakat harus melihat pengertian
kebutuhan masyarakat seutuhnya, konsumen, tenaga kerja dan sumberdaya.
Bermacam-macam kebutuhan baik bersifat
progresif/regresif yang didefinisikan memerlukan peranan semua orang.
22)
Struktur yang
Merugikan
Pengembangan masyarakat harus konsisten dengan
prespektif keadilan sosial dan akan selalu memperhitungkan penekanan-penekanan
yang terjadi baik dalam kelas, gender, dan ras/etnik.
Pengembangan masyarakat harus menjamin bahwa mereka
tidak memperkuat bentuk-bentuk penekanan struktural.
D.
MODEL-MODEL PENDEKATAN INTERVENSI
Model pendekatan menurut Rothman dan Tropman ada tiga:
- Model
Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality
Development)
Model
Locality Development
disebut juga community development. Model Locality Development memandang bahwa perubahan atau pengembangan
masyarakat dapat dilakukan dengan baik melalui partisipasi aktif dari
masyarakat lokal. Model
Locality Development menuntut adanya
keterlibatan berbagai golongan atau lapisan masyarakat kurang beruntung maupun
struktur kekuasaan, terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan
yang dihadapi. Tema sentral: bersama kita ungkapkan apa yang harus kita
lakukan, dan laksanakan secara bersama pula. Peranan pekerja sosial: enabler,
catalyst/pemercepat pencapaian hasil, koordinator, pendidik.
- Model
Perencanaan Sosial (Social Planning)
Model Social Planning menekankan suatu proses teknik dalam memecahkan
masalah. Model Social Planning
meyakini bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan lingkungan yang
kompleks (masyarakat). Industri,
memerlukan seorang perencana yang memiliki keterampilan serta terlatih dan
mampu membimbing masyarakat dalam melakukan proses perubahan yang kompleks.
Tema sentral: Dapatkanlah data, kemudian lakukan tahapan berikut secara
rasional. Perencanaan dalam model ini meliputi Pengumpulan data dan fakta,
menganalisis data, bekerja sebagai perancang program. Peranan pekerja sosial
sebagai tenaga ahli untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, pengumpul
penganalisa data, pengimplementasi program, fasilitator
- Model
Aksi Sosial (Social Action)
Model Social Action memiliki pandangan bahwa didalam masyarakat yang bersangkutan, terdapat
bagian/ kelompok yang kurang beruntung (tertindas) yang perlu dibantu
diorganisasikan dalam rangka menekan struktur kekuasaan yang menindasnya. Upaya
ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber atau perlakuan yang lebih baik
sesuai dengan asas demokrasi dan keadilan. Model Social Action sering dilakukan untuk melakukan perubahan pada
institusi utama seperti institusi ekonomi, pasar maupun kebijakan tertentu.
Model Social Action dilakukan untuk
mencapai redistribusi sumber maupun kekuasaan. Tema sentral: marilah kita
galang kekuatan untuk mengubah penindas kita. Peran pekerja sosial sebagai:
aktivis, advokat, agiator, pialang negosiator, partisan.
E.
KETERAMPILAN DAN TEKNIK DALAM CO/CD
- Keterampilan
dalam CO/CD
Keterampilan-keterampilan
yang dimiliki dalam CO/CD adalah: komunikasi personal, berkelompok, membina mendidik masyarakat,
menyusun struktur dan proses penggalian
sumber masyarakat, menulis, memotivasi memberi semangat dan aktifitas,
menengahi konflik, negosiasi, mediasi, representasi, advokasi, presentasi
masyarakat, bekerja dengan media, manajemen & organisasi dan penelitian.
- Teknik-teknik dalam CO/
CD
Teknik dalam CO/ CD menurut Brager dan Holloway
a.
Kolaborasi:
Sistem sasaran sudah setuju/ menyepakati bersama sistem kegiatan bahwa
perubahan memang perlu dilakukan dan ada dukungan sistem sumber. Teknik/
taktik: implementasi, capasity building/
membangun kemampuan: Partisipasi, pemberdayaan.
b.
Kampanye: Sistem
sasaran masih membutuhkan komunikasi lebih lanjut dengan sistem kegiatan
kesepakatan belum tercapai, dukungan sumber sedikit. Istilah kampanye disebut
juga dengan istilah penyuluhan sosial. Teknik/ taktik: edukasi/ pendidikan,
persuasi: cooptation, lobbying.
c. Kontest: Sistem sasaran menolak upaya perubahan serta
sama sekali tidak ada dukungan sumber, tidak ada keterbukaan. Teknik/ taktik: Tawar
menawar dan negosiasi, Aksi sosial secara luas (kelompok atau komunitas), aksi
sosial secara hukum.
F.
PERANAN PEKERJA SOSIAL
Menurut Ife (1995) peranan pekerja sosial dalam CO/CD
dapat diuraikan sebagai berikut:
- Peranan
Fasilitatif: 1) Animasi Sosial (Antusiasme Komitmen, Integritas, Komunikasi,
Pemahaman dan analisis, Kepribadian), 2) Mediasi dan Negosiasi, 3) Dukungan, 4) Membangun Konsensus, 5) Fasilitas Kelompok, 6) Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber- sumber,
7) Organisasi.
- Peranan
Edukasional: 1) Menumbuhkan kesadaran, (2) Menginformasikan, 3)
Mengkonfrontasikan, 4) Pelatihan.
- Peranan
Representasi: 1) Memperoleh sistem sumber, 2) Advokasi, 3) Media massa, 4) Hubungan
masyarakat, 5) Jaringan kerja, 6) Berbagi pengetahuan dan pengalaman.
- Peranan
Teknikal: 1) Pengumpulan dan analisa data. 2) Penggunaan komputer.3)
Persentasi lisan dan tulisan. 4) Manajemen 5) Kontrol finansial.
Peranan pekerja sosial masyarakat yaitu segala sesuatu
yang harus dilakukan oleh pekerja sosial masyarakat. Dalam kenyataannya pada
suatu waktu pekerja sosial dalam masyarakat sering menampilkan beberapa
peranan. Peranan pekerja sosial dapat mengarah pada spesialisasi, dimana
seorang pekerja sosial akan memilih berkonsentrasi pada bagian tertentu dari
pekerjaan dan menjadi ahli dalam bagian tersebut, sementara mengabaikan peranan
yang lain. Untuk itu peranan pekerja sosial masyarakat dapat dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu:
1).Peranan Fasilitatif, 2). Peranan Educational, 3). Peranan Representatif, 4). Peranan Teknikal:
Peranan
Fasilitatif
Peranan-peranan yang dikelompokan sebagai peran
fasilitatif adalah peranan yang berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung
pengembangan masyarakat
1.
Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang
penting dalam praktek pekerjaan sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk
mengilhami, menyemangati, mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi
orang lain untuk bertindak. Ada enam aspek keberhasilan animasi sosial yaitu:
antusiasme, komitmen, integritas, komunikasi. pemahaman& analisis dan
kepribadian.
2.
Mediasi dan
Negosiasi
Pekerja sosial
masyarakat akan sering berhadapan dengan konflik-konflik kepentingan dan nilai
di masyarakat seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang berperan sebagai
mediator. Peranan ini membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami
kedua belah pihak dan mencapai beberapa kesepakatan.
Peranan
negosiator memerlukan pekerja yang mampu mewakili suatu konflik dengan
mengingat prinsip tanpa kekerasan, pentingnya mengkritisi ide-ide dari penduduk
dan perlunya salah satu lawan untuk mengubah pandangan tanpa harus kehilangan
muka (malu).
3.
Dukungan
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang
sangat penting adalah untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang
dilibatkan dalam struktur dan aktivitas masyarakat.
4.
Membangaun
Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari peranan
mediasi yang dibahas sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan
umum/bersama, mengidentifikasi alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat untuk mengarah pada
kesepakatan yang dapat diterima oleh orang lain.
5.
Fasilitasi
Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial masyarakat
akan memainkan peranan fasilitas dengan suatu kelompok apakah secara formal
sebagai seorang pemimpin, atau secara informal sebagai anggota kelompok yang mampu membantu
kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
6.
Pemanfaatan
Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah
untuk mengidentifikasi dan menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu masyarakat untuk melihat bagaimana sumber
sumber itu dapat digunakan.
7.
Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang
"membuat sesuatu terjadi". Peranan ini memerlukan peranan berfikir
apa yang perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa hal itu terjadi.
Peranan
Educational
Kategori kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat
adalah peranan edukasional. Jika pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat
dalam menstimulasi dan mendukung proses-proses masyarakat, maka peranan
edukasional menuntut pekerja lebih aktif dalam setting agenda. Peranan seorang
pekerja sosial masyarakat terdiri atas:
1)
Menumbuhkan
kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan
pribadi dengan politik, atau individu dengan struktural.
2)
Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan
kepada orang/ masyarakat dapat menjadi peranan yang sangat bermanfaat bagi
seorang pekerja sosial masyarakat.
3)
Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan hal
yang besar dan bahwa kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya, maka
pekerja sosial masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan konsekuensi-
konsekuensi
tindakannya.
4)
Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat
khusus, peranan ini secara sederhana menyangkut mengajar orang- orang atau
masyarakat bagaimana melakukan sesuatu.
Peranan Representasi
Istilah
peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan pekerja
sosial masyarakat dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar, demi
kepentingan atau keuntungan masyarakat.
Peranan-peranan
representasi antara lain:
1)
Memperoleh Sistem
Sumber
Disatu
sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang mungkin
diperoleh dari dalam masyarakat namun ada waktunya bila seorang pekerja sosial
masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
2)
Advokasi
Disini
pekerja sosial masyarakat mewakili kepentingan individu, kelompok dan
masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka pada urusan yang lebih baik. Peranan
advokasi merupakan peranan yang sangat berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja
sosial masyarakat mudah berada/masuk dalam posisi yang berwenang.
3)
Media Massa
Pekerja
masyarakat dalam beberapa hal perlu menggunakan media secara efektif. Peranan
ini menyangkut kemampuan pekerja sosial masyarakat dalam penerbitan, melakukan
interview di radio, televisi media cetak atau partisipasi dalam suatu debat
atau forum.
4)
Hubungan Masyarakat
Pekerja
sosial masyarakat perlu menyadari tentang image
yang perlu diproyeksikan oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan image/gagasan yang tepat dalam konteks
yang lebih luas.
5)
Jaringan kerja
Jaringan
kerja berarti membangun hubungan dengan banyak orang, dan mampu memanfaatkan
mereka untuk mempengaruhi perubahan.
6)
Berbagai Pengetahuan
dan Pengalaman
Pekerja
sosial perlu saling membagi pengalaman dengan orang lain, baik dengan sesama
pekerja sosial masyarakat maupun dengan anggota masyarakat.
Peranan Teknikal
1)
Pengumpulan dan Analisa
Data
Peranan
berkaitan dengan peranan pekerja sosial masyarakat dalam penelitian sosial.
Menggunakan berbagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial untuk mengumpulkan data
yang relevan dan untuk menganalisis dan menyajikanya.
2)
Pengunaan Komputer
Sangatlah
penting bagi pekerja sosial masyarakat untuk mampu mengunakan komputer, selain
itu penggunaan komputer dapat menjadi bagian dari strategi pengembangan
masyarakat untuk membantu anggota masyarakat lainnya dalam memperoleh
keterampilan komputer.
3) Persentasi Lisan dan Tulisan
Pekerja
sosial masyarakat pasti membuat tulisan-tulisan, yang mencakup laporan
tertulis, pengeluaran dana, laporan-laporan penemuan, diskusi dan surat-surat.
4) Manejemen
Peranan
manajemen menjadi penting pada saat pertanggungjawaban pengelolaan proyek.
Pada level masyarakat, konsep-konsep seperti manajemen menengah tidak
diterapkan secara normal. Prinsip manajemen masyarakat memerlukan masyarakat
yang secara aktif mengelola sendiri organisasi dan ini berarti bahwa model
berpartisipasi akan lebih tepat.
5) Kontrol
Finansial
Peranan teknis yang
terakhir adalah manajemen keuangan. Dalam bidang ini, biasanya pekerja sosial
masyarakat memiliki latar belakang atau pengalaman sedikit dalam hal ini, dan
mungkin akan lebih baik bila ia mencari asisten yaitu orang yang memiliki
keahlian akunting.
Daftar Pustaka: Sundayani, Yana. 2015. Pengantar
Metode Pekerjaan Sosial. Bandung: STKSPress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar