Sabtu, 29 September 2018

Metode COCD Pekerjaan Sosial

COMMUNITY ORGANIZATION/ COMMUNITY DEVELOPMENT

Berbagai istilah yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat adalah: Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Community Organization (Cross and Lappin, 1967), Community Organization or Community Development (CO/CD) (Gilbert and Specht, 1981), Metode Pekerjaan Sosial dengan Masyarakat (Skidmore, Zastrow, 1982), Community Social Work (Tylor&Roberts,1985), Bimbingan Sosial Masyarakat (Soetarso, 1991), Community Work (Twelvetress, 1993), Social Work Macro Practice (Netting, Kettner, McMurtry, 2001), Community Development (lfe, 2002). Berikut bahasan mengenai metode CO/CD dimulai dari definisi kesejahteraan sosial, pembangunan sosial, dan intervensi makro, prinsip-prinsip model pendekatan, teknik serta peranan.
A.    DEFINISI
Pengertian dari community work, adalah sebagai berikut: Community work adalah suatu proses dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan diri mereka sendiri melalui suatu aktivitas-aktivitas kolektif.
Pengembangan masyarakat (community work) adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial (Suharto, 2002).
Menurut Johnson (1984), community work merupakan spesialisasi atau setting praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro (macro practice). Community work didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya (AMA, 1993). Community work adalah ”the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions. ” (Twelvetrees, 1991).
Pengembangan masyarakat adalah upaya-upaya yang dilakukan baik oleh masyarakat sendiri atau bersama pemerintah atau bersama lembaga dari luar masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui inisiatif atau prakarsa dan kemampuan swadaya atau partisipasi aktif masyarakat.
Tahapan kerja/ kegiatan sebagai panduan bagi perencanaan perubahan dalam pengembangan masyarakat atau organisasi (Ellen Netting: 2004) meliputi:
1)      Identifikasi Masalah dan Kelompok Sasaran
Merupakan tahap awal, yaitu mengidentifikasi kondisi-kondisi kemasyarakatan atau organisasi; Mengumpulkan data yang mendukung; Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul; Menentukan apakah suatu kondisi merupakan masalah
2)      Analisis Masalah
Merupakan tahapan dalam mengidentifikasi munculnya kejadian secara historis; Mengidentifikasi dan menerapkan perspektif teoritik yang relevan; Mengaplikasikan temuan-temuan penelitian, evaluasi program maupun praktek yang relevan; Mengkaji secara perspektif tentang kelompok sasaran, kelompok etnik, gender maupun kelompok sasaran; Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi atau pengkajian tentang asal usul masalah; Memperbaiki/ memperhalus pernyataan masalah.
3)      Mengembangkan Hipotesis Intervensi
Merupakan rancangan intervensi setelah melakukan analisis masalah. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah merumuskan pernyataan masalah; Merumuskan hipotesis; Mengemukakan hubungan perubahan dengan hasil yang ingin dicapai.
Proses pemberdayaan dalam praktik pekerjaan sosial dengan organisasi atau masyarakat menurut Dubois (1997), adalah sebagai berikut:
1)      Dialog (Dialogue)
Tahapan ini sama dengan persiapan sosial yang berupa: Persiapan untuk bekerja sama; Pembentukan dan pengembangan rasa saling percaya; Pembentukan dan pengembangan partnership; Pemaknaan tantangan-tantangan; Penentuan arah kegiatan
2)      Penemukenalan (Discovery)
Tahapan ini sama dengan asessment dan perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah: Penggalian sumber daya; Analisis kemampuan dan daya dukung sumber daya; membentuk tim; Membingkai solusi; Menguatkan motivasi kerjasama
3)      Pengembangan (Development)
Tahapan ini sama dengan pelaksanaan kegiatan dan moneva. Kegiatan yang dilakukan adalah: Mengaktifkan dan menguatkan interaksi sosial antar kelompok atau kesatuan-kesatuan sosial; Mengaktifkan dan menggerakkan sumber daya; Memperluas peluang; Penemukenalan keberhasilan yang dicapai; Pendampingan untuk kesinambungan; Pengembangan sistem informasi: Evaluasi.
Tahapan kerja dalam pengembangan masyarakat (Pedoman Praktikum III STKS Bandung, 2014) meliputi kegiatan: inisiasi sosial, pengorganisasian masyarakat, assessment sosial, perencanaan sosial, intervensi sosial, evaluasi dan terminasi & rujukan.
B.     KESEJAHTERAAN SOSIAL, PEMBANGUNAN SOSIAL, DAN INTERVENSI MAKRO

B.1       Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam arti yang luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga iku memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.
Menurut Adi (1995: 5-6), kesejahteraan sosial dapat dianalogikan seperti kesehatan jiwa, sehingga dapat dilihat dari empat sudut pandang. yaitu:
Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan:
Suatu tatanan kehidupan dan penghidupan material dan spiritual, yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin (UU Kesejahteraan Sosial No 6 tahun I974) merupakan sasaran jangka panjang upaya pembangunan sosial.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu:
Suatu upaya mengembangkan metode intervensi dan metode penelitian (ilmu kesejahteraan sosial) yang memberikan sumbangan bagi upaya kesejahteraan sosial dan peningkatan taraf hidup individu, keluarga dan masyarakat, merupakan upaya pembangunan sosial.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan:
Berbagai usaha kesejahteraan sosial yang dikembangkan untuk membantu, mengembangkan dan mendukung terciptanya peningkatan taraf hidup individu, keluarga maupun masyarakat, merupakan inti pembangunan sosial.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan:
Suatu usaha sosial yang terorganisir yang diwujudkan dalam bentuk organisasi pelayanan masyarakat (Human Service Organizations) yang mengembangkan berbagai pelayanan sosial (social sevices) dan usaha kesejahteraan sosial (social welfare sevices), baik di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
B.2       Pembangunan Sosial
Terkait dengan istilah Pembangunan Sosial (Midgley, l995:25) “a process of planned social change designed to promote the welI-being of the population as a whole in cojunctian with a dynamic process of economic development”. (Suatu proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi.
Dilihat dari strategi pembangunan sosial yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurut Midgley (1995: 103-138) mengemukakan ada 3 strategi pembangunan sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, antara lain:
1.      Pembangunan Sosial melalui inividu (Social Development by Individual)
Pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or enterprise approach): lndividu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat.
2.      Pembangunan Sosial melalui Komunitas (Social Development by Communities)
Pendekatan komunitarian (communitarian approach): kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komunitas lokalnya
3.      Pembangunan Sosial melalui Pemerintah (Social Development by Governments)
Pendekatan statis (statist approach): pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga dalam organisasi pemerintah.
Intervensi yang dilakukan dalam kaitan dengan pembangunan sosial merupakan intervensi yang diarahkan pada munculnya perubahan pada aspek pengetahuan (knowledge), keyakinan (belief), sikap (attitude) dan niat individu (intention) yang semuanya merupakan proses penyadaran terhadap kelompok sasaran dalam kerangka pembangunan sosial. Untuk merubah perilaku individu dan kelompok dalam suatu perubahan sosial dan pembangunan sosial, diperlukan adanya produk sosial (social products) yang inovatif. Oleh karena itu, praktisi (community worker) di bidang ini dituntut untuk melakukan penilaian (assessment) terhadap kebutuhan masyarakat secara berkesinambungan, agar dapat menciptakan produk sosial yang up to date. Ada tiga bentuk produk sosial (Kotler,1981), antara lain: 1) Gagasan (ideas); 2) Praktek (practice); 3) Bentuk yang nyata (tangible product).
B.3       Intervensi Makro/ Intervensi Komunitas
Terkait dengan pembangunan sosial dan pengembangan kesejahteraan sosial, intervensi merupakan upaya para teoritisi dan praktisi di bidang kesejahteraan sosial dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik di tingkat individu, keluarga, kelompok, organisasi maupun komunitas.
Intervensi makro merupakan bentuk Intervensi dalam ilmu kesejahteraan sosial yang digunakan untuk melakukan perubahan di tingkat komunitas dan organisasi. lstilah-istilah intervensi makro: Community Work (COCD di Inggris dan Australia). Community Organization atau Social Work Macro Practice (COCD di Amerika Serikat). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (COCD di Indonesia).
Intervensi makro (intervensi komunitas), dalam dunia pekerjaan sosial sangat erat hubungannya dengan metode pekerjaan sosial yang digunakan untuk memberikan bantuan terhadap klien ataupun sistem klien pada tingkat organisasi dan komunitas. Menurut Netting (1993: 3), bahwa intervensi makro merupakan bentuk intervensi langsung yang dirancang dalam rangka melakukan perubahan secara terencana pada tingkat organisasi dan komunitas. Sedangkan metode intervensi yang memfokuskan sasarannya pada tingkat individu, keluarga dan kelompok lebih dikenal dengan sebutan intervensi makro.
Menurut Ruthman dan Tropman (1987: 3): Intervensi makro mencakup berbagai metode profesional yang digunakan untuk mengubah sistem sasaran yang lebih yang lebih besar dari individu, kelompok dan keluarga, yaitu: organisasi, komunitas baik ditingkat lokal, regional maupun nasional secara utuh Praktek Makro berhubungan dengan aspek pelayanan masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersifat klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yang lebih luas dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat. Intervensi makro mencakup model intervensi: Pengembangan Masyarakat (locality development), Perencanaan Sosial (social planning), Kebijakan Sosial (social policy) dan Administrasi dan Manajemen (administration & management).
Istilah lain intervensi menurut Glen: Community work berkaitan dengan kelompok komunitas, administrasi dan perencanaan sosial: menurut Jones Community Practice yaitu pengembangan masyarakat (community development), aksi komunitas (community action), pelayanan masyarakat (community services). Sedangkan menurut Rothman mengubah nama intervensi menjadi community intervention. Intinya bahwa intervensi makro, intervensi komunitas, community work, social work macro practice merujuk pada praktek dan kegiatan yang sama, yaitu: Pengembangan masyarakat, Aksi komunitas dan Pendekatan pelayanan masyarakat.
Menurut Mayo (1994:71) ada tiga tingkatan community work (intervensi makro) yang menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda dimana intervensi makro dapat diterapkan:
1.      Grass root atau neighbourhood work (agen perubahan melakukan intervensi terhadap individu, keluarga, kelompok masyarakat yang berada di daerah tsb, misalnya suatu kelurahan, rukun tetangga.
2.      Local agency dan inter agency work (agen perubahan melakukan intervensi terhadap organisasi 'payung' ditingkat lokal, provinsi ataupun ditingkat yang lebih luas, bersama jajaran pemerintahan yang terkait serta organisasi non pemerintah yang berminat terhadap hal tersebut.
3.      Regional dan national community planning work (misalnya agen perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan ekonomi ataupun isu mengenai perencanaan lingkungan yang mempunyai cakupan lebih luas dari bahasan di tingkat lokal.
Pengertian komunitas dapat pula pada Komunitas Fungsional yaitu komunitas yang disatukan oleh bidang pekerjaan dan bukan sekedar pada lokalitasnya saja. Dalam kaitan upaya pemberdayaan pada level komunitas, Rothman menggambarkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui intervensi komunitas ini dapat dilakukan melalui beberapa model (pendekatan) intervensi, seperti pengembangan masyarakat lokal, perencanaan, kebijakan sosial dan aksi sosial. Dari ketiga model intervensi tersebut maka proses pemberdayaan terhadap masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan yang bersifat konsensus seperti pengembangan masyarakat local; kepatuhan seperti pendekatan perencanaan dan kebijakan sosial; melalui pendekatan konflik seperti aksi sosial.
C.    PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat adalah dasar yang harus dimiliki oleh seorang pekerja masyarakat, dan ini harus terinternalisasi dalam diri pekerjaan sosial masyarakat.
Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat menurut Ife (1995) dapat diuraikan sebagai berikut:
1)      Pengembangan Terintegrasi
Maksudnya: Pengembangan sosial, ekonomi, politik, lingkungan, dan personal/ spiritual, semuanya aspek-aspek esensial dari kehidupan masyarakat.
Pengembangan aspek-aspek tersebut "menyatu" dengan kehidupan masyarakat, oleh karenanya, suatu program pengembangan masyarakat harus memperhitungkan seluruh aspek ini.

2)      Hak Asasi Manusia (HAM)
Maksudnya: Pemahaman dan komitmen terhadap HAM penting bagi pekerja sosial pada setting makro, baik dalam pengertian negatif maupun positif.
3)      Keseimbangan
Maksudnya: Berbagai aktivitas pengembangan masyarakat terjadi dalam suatu kerangka kerja yang mampu mendukung praktik pekerjaan sosial.
4)      Pemberdayaan
Maksudnya: Aktivitas pengembangan masyarakat harus mampu memberikan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada "mereka untuk menentukan diri mereka sendiri dan berpartisipasi.
5)      Personal dan Politik
Maksudnya: Dalam aktivitas pengembangan masyarakat, sisi politik akan menjadi bagian dari masalah individu, dan sebaliknya. Kurangnya interaksi dalam hal ini membuat potensi pengembangan terbatas masyarakat.
6)      Hak Milik Rakyat
Aktivitas pengembangan masyarakat bertujuan memperluas kekayaan masyarakat serta berusaha membangun mereka. Dalam pengertian ini terdapat dua aspek, yaitu: kepemilikan terhadap barang (material) dan non material, seperti kepemilikan struktur dan proses.
7)      Kepercayaan Diri
Pengembangan masyarakat berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-sumber yang ada (sumber sendiri) semaksimal mungkin untuk masyarakat itu sendiri,
8)      Tidak Tergantung pada Orang lain
Maksudnya: Sesuai dengan prinsip sebelumnya, suatu pendekatan pengembangan masyarakat akan berusaha meminimalkan dana dari pemerintah.
9)      Tujuan jangka Pendek dan Visi Akhir
Dalam pekerjaan sosial masyarakat selalu terdapat ketergantungan antara pencapaian tujuan yang segera dan visi akhir dari masyarakat.
10)  Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi memiliki arti bahwa rasa hormat dan nilai dari atribut khusus masyarakat mengizinkan dan mendukung masyarakat untuk berkembang dalam mencari unitnya sendiri, dengan memahami kompleknya hubungan antara masyarakat dengan lingkungan.
11)  Langkah-langkah Pengembangan
Pengembangan masyarakat yang berhasil akan bergerak pada langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil akan menilai langkah dan tindakan itu.
12)  Keahlian Eksternal
Masing-masing pengalaman mengembangkan masyarakat  dengan caranya sendiri, dapat belajar dari pengalaman daerah lain tetapi tidak harus meniru serupa dengan mereka. 
13)  Membangun Masyarakat
Dalam beberapa kondisi pengembangan masyarakat menjadi tujuan khusus dari proses membangun masyarakat.
14)  Proses dan Hasil
Proses itu sendiri merupakan hal yang penting dalam menentukan tujuan dan proses. Untuk itu seorang pekerja sosial masyarakat dalam prinsip ini harus memperhatikan proses yang terjadi dan hasil yang dicapai.
15)  Integritas dari Proses
Pendekatan proses yang digunakan dalam membangun masyarakat adalah merupakan hasil yang penting dan benar apabila hal tersebut dilakukan melalui arah yang ingin dicapai.

16)  Tanpa Kekerasan
Maksudnya aktivitas pengembangan masyarakat tidak diarahkan pada tindakan yang memicu terjadinya kekerasan seperti yang sering terlihat dalam berbagai bentuk tindak kekerasan fisik, yaitu militerisasi dan seperti kekerasan dalam rumah tangga.
17)  Inklusiveness (Keikutsertaan)
Pengembangan masyarakat membutuhkan proses yang melibatkan seluruh masyarakat.
18)  Konsensus
Maksudnya: Konsensus dilakukan atas dasar persetujuarn seluruh masyarakat dengan maksud untuk mencari jalan keluar atau pemecahan setiap golongan masyarakat.
19)  Cooperation (Kerjasama)
Kerjasama antara masyarakat dapat membuktikan banyaknya manfaat yang dapat diperoleh jalam jangka waktu yang lama. Pekerja sosial harus mengembangkan  kerjasama dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
20)  Partisipasi
Pengembangan masyarakat harus selalu memaksimal partisipasi untuk setiap orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif dalam proses dan kegiatan pengembangan.
21)  Mendefinisikan Kebutuhan
Pengembangan masyarakat harus melihat pengertian kebutuhan masyarakat seutuhnya, konsumen, tenaga kerja dan sumberdaya.
Bermacam-macam kebutuhan baik bersifat progresif/regresif yang didefinisikan memerlukan peranan semua orang.
22)  Struktur yang Merugikan
Pengembangan masyarakat harus konsisten dengan prespektif keadilan sosial dan akan selalu memperhitungkan penekanan-penekanan yang terjadi baik dalam kelas, gender, dan ras/etnik.
Pengembangan masyarakat harus menjamin bahwa mereka tidak memperkuat bentuk-bentuk penekanan struktural.
D.    MODEL-MODEL PENDEKATAN INTERVENSI
Model pendekatan menurut Rothman dan Tropman ada tiga:
  1. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (Locality Development)
Model Locality Development disebut juga community development. Model Locality Development memandang bahwa perubahan atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan baik melalui partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Model Locality Development menuntut adanya keterlibatan berbagai golongan atau lapisan masyarakat kurang beruntung maupun struktur kekuasaan, terutama dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Tema sentral: bersama kita ungkapkan apa yang harus kita lakukan, dan laksanakan secara bersama pula. Peranan pekerja sosial: enabler, catalyst/pemercepat pencapaian hasil, koordinator, pendidik.
  1. Model Perencanaan Sosial (Social Planning)
Model Social Planning menekankan suatu proses teknik dalam memecahkan masalah. Model Social Planning meyakini bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan lingkungan yang kompleks (masyarakat). Industri, memerlukan seorang perencana yang memiliki keterampilan serta terlatih dan mampu membimbing masyarakat dalam melakukan proses perubahan yang kompleks. Tema sentral: Dapatkanlah data, kemudian lakukan tahapan berikut secara rasional. Perencanaan dalam model ini meliputi Pengumpulan data dan fakta, menganalisis data, bekerja sebagai perancang program. Peranan pekerja sosial sebagai tenaga ahli untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, pengumpul penganalisa data, pengimplementasi program, fasilitator
  1. Model Aksi Sosial (Social Action)
Model Social Action memiliki pandangan bahwa didalam  masyarakat yang bersangkutan, terdapat bagian/ kelompok yang kurang beruntung (tertindas) yang perlu dibantu diorganisasikan dalam rangka menekan struktur kekuasaan yang menindasnya. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber atau perlakuan yang lebih baik sesuai dengan asas demokrasi dan keadilan. Model Social Action sering dilakukan untuk melakukan perubahan pada institusi utama seperti institusi ekonomi, pasar maupun kebijakan tertentu. Model Social Action dilakukan untuk mencapai redistribusi sumber maupun kekuasaan. Tema sentral: marilah kita galang kekuatan untuk mengubah penindas kita. Peran pekerja sosial sebagai: aktivis, advokat, agiator, pialang negosiator, partisan.
E.     KETERAMPILAN DAN TEKNIK DALAM CO/CD
  1. Keterampilan dalam CO/CD
Keterampilan-keterampilan yang dimiliki dalam CO/CD adalah: komunikasi personal, berkelompok,  membina mendidik masyarakat, menyusun struktur dan proses penggalian sumber masyarakat, menulis, memotivasi memberi semangat dan aktifitas, menengahi konflik, negosiasi, mediasi, representasi, advokasi, presentasi masyarakat, bekerja dengan media, manajemen & organisasi dan penelitian.
  1. Teknik-teknik dalam CO/ CD
Teknik dalam CO/ CD menurut Brager dan Holloway
a.       Kolaborasi: Sistem sasaran sudah setuju/ menyepakati bersama sistem kegiatan bahwa perubahan memang perlu dilakukan dan ada dukungan sistem sumber. Teknik/ taktik: implementasi, capasity building/ membangun kemampuan: Partisipasi, pemberdayaan.
b.      Kampanye: Sistem sasaran masih membutuhkan komunikasi lebih lanjut dengan sistem kegiatan kesepakatan belum tercapai, dukungan sumber sedikit. Istilah kampanye disebut juga dengan istilah penyuluhan sosial. Teknik/ taktik: edukasi/ pendidikan, persuasi: cooptation, lobbying.
c.       Kontest: Sistem sasaran menolak upaya perubahan serta sama sekali tidak ada dukungan sumber, tidak ada keterbukaan. Teknik/ taktik: Tawar menawar dan negosiasi, Aksi sosial secara luas (kelompok atau komunitas), aksi sosial secara hukum.
F.     PERANAN PEKERJA SOSIAL
Menurut Ife (1995) peranan pekerja sosial dalam CO/CD dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Peranan Fasilitatif: 1) Animasi Sosial (Antusiasme Komitmen, Integritas, Komunikasi, Pemahaman dan analisis, Kepribadian), 2) Mediasi dan Negosiasi, 3) Dukungan, 4) Membangun Konsensus, 5) Fasilitas Kelompok, 6) Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber- sumber, 7) Organisasi.
  2. Peranan Edukasional: 1) Menumbuhkan kesadaran, (2) Menginformasikan, 3) Mengkonfrontasikan,  4) Pelatihan.
  3. Peranan Representasi: 1) Memperoleh sistem sumber, 2) Advokasi, 3) Media massa, 4) Hubungan masyarakat, 5) Jaringan kerja, 6) Berbagi pengetahuan dan pengalaman.
  4. Peranan Teknikal: 1) Pengumpulan dan analisa data. 2) Penggunaan komputer.3) Persentasi lisan dan tulisan. 4) Manajemen 5) Kontrol finansial.
Peranan pekerja sosial masyarakat yaitu segala sesuatu yang harus dilakukan oleh pekerja sosial masyarakat. Dalam kenyataannya pada suatu waktu pekerja sosial dalam masyarakat sering menampilkan beberapa peranan. Peranan pekerja sosial dapat mengarah pada spesialisasi, dimana seorang pekerja sosial akan memilih berkonsentrasi pada bagian tertentu dari pekerjaan dan menjadi ahli dalam bagian tersebut, sementara mengabaikan peranan yang lain. Untuk itu peranan pekerja sosial masyarakat dapat  dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu:
1).Peranan Fasilitatif, 2). Peranan Educational, 3). Peranan Representatif, 4). Peranan Teknikal:
Peranan Fasilitatif
Peranan-peranan yang dikelompokan sebagai peran fasilitatif adalah peranan yang berkaitan dengan menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat
1.      Animasi Sosial
Animasi sosial menggambarkan suatu peranan yang penting dalam praktek pekerjaan sosial masyarakat, yaitu kemampuan untuk mengilhami, menyemangati, mengaktifkan, mendukung, menggerakan dan memotivasi orang lain untuk bertindak. Ada enam aspek keberhasilan animasi sosial yaitu: antusiasme, komitmen, integritas, komunikasi. pemahaman& analisis dan kepribadian.
2.      Mediasi dan Negosiasi
Pekerja sosial masyarakat akan sering berhadapan dengan konflik-konflik kepentingan dan nilai di masyarakat seorang pekerja sosial masyarakat kadang-kadang berperan sebagai mediator. Peranan ini membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kedua belah pihak dan mencapai beberapa kesepakatan.
Peranan negosiator memerlukan pekerja yang mampu mewakili suatu konflik dengan mengingat prinsip tanpa kekerasan, pentingnya mengkritisi ide-ide dari penduduk dan perlunya salah satu lawan untuk mengubah pandangan tanpa harus kehilangan muka (malu).
3.      Dukungan
Satu dari peranan pekerja sosial masyarakat yang sangat penting adalah untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang dilibatkan dalam struktur dan aktivitas masyarakat.
4.      Membangaun Konsensus
Membangun kesepakatan merupakan perluasan dari peranan mediasi yang dibahas sebelumnya. Peranan ini menekankan pada tujuan umum/bersama, mengidentifikasi alasan-alasan umum, dan menolong masyarakat untuk mengarah pada kesepakatan yang dapat diterima oleh orang lain.
5.      Fasilitasi Kelompok
Dalam berbagai hal, seorang pekerja sosial masyarakat akan memainkan peranan fasilitas dengan suatu kelompok apakah secara formal sebagai seorang pemimpin, atau secara informal sebagai anggota kelompok yang mampu membantu kelompok untuk mencapai tujuannya dengan cara efektif.
6.      Pemanfaatan Keterampilan dan Sumber-sumber
Peran penting dari pekerja sosial masyarakat adalah untuk mengidentifikasi dan menempatkan sumber-sumber ini, dan membantu masyarakat untuk melihat bagaimana sumber sumber itu dapat digunakan.
7.      Organisasi
Organisasi digambarkan sebagai seseorang yang "membuat sesuatu terjadi". Peranan ini memerlukan peranan berfikir apa yang perlu dilakukan, dan meyakinkan bahwa hal itu terjadi.
Peranan Educational
Kategori kedua dari peranan pekerja sosial masyarakat adalah peranan edukasional. Jika pada peranan fasilitatif, pekerja terlibat dalam menstimulasi dan mendukung proses-proses masyarakat, maka peranan edukasional menuntut pekerja lebih aktif dalam setting agenda. Peranan seorang pekerja sosial masyarakat terdiri atas:
1)      Menumbuhkan kesadaran
Menumbuhkan kesadaran dimulai dengan menghubungkan pribadi dengan politik, atau individu dengan struktural.
2)      Menginformasikan
Secara sederhana memberikan informasi yang relevan kepada orang/ masyarakat dapat menjadi peranan yang sangat bermanfaat bagi seorang pekerja sosial masyarakat.
3)      Mengkonfrontasikan
Dalam beberapa situasi masalah, mungkin merupakan hal yang besar dan bahwa kelompok atau masyarakat tidak mampu menghadapinya, maka pekerja sosial masyarakat perlu mengkonfrontasikan kelompok dengan konsekuensi- konsekuensi tindakannya.
4)      Pelatihan
Pelatihan merupakan peranan edukatif yang sangat khusus, peranan ini secara sederhana menyangkut mengajar orang- orang atau masyarakat bagaimana melakukan sesuatu.
Peranan Representasi
Istilah peranan ini yaitu representasi digunakan untuk menunjukan peranan pekerja sosial masyarakat dalam berinteraksi dengan badan-badan eksternal/luar, demi kepentingan atau keuntungan masyarakat.
Peranan-peranan representasi antara lain:
1)      Memperoleh Sistem Sumber
Disatu sisi, prinsip kepercayaan diri berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang mungkin diperoleh dari dalam masyarakat namun ada waktunya bila seorang pekerja sosial masyarakat perlu mencari sumber-sumber dari sumber eksternal.
2)      Advokasi
Disini pekerja sosial masyarakat mewakili kepentingan individu, kelompok dan masyarakat itu dan meletakkan kasus mereka pada urusan yang lebih baik. Peranan advokasi merupakan peranan yang sangat berkuasa, dan dengan peranan ini pekerja sosial masyarakat mudah berada/masuk dalam posisi yang berwenang.
3)      Media Massa
Pekerja masyarakat dalam beberapa hal perlu menggunakan media secara efektif. Peranan ini menyangkut kemampuan pekerja sosial masyarakat dalam penerbitan, melakukan interview di radio, televisi media cetak atau partisipasi dalam suatu debat atau forum.
4)      Hubungan Masyarakat
Pekerja sosial masyarakat perlu menyadari tentang image yang perlu diproyeksikan oleh proyek masyarakat, dan untuk mempromosikan image/gagasan yang tepat dalam konteks yang lebih luas.
5)      Jaringan kerja
Jaringan kerja berarti membangun hubungan dengan banyak orang, dan mampu memanfaatkan mereka untuk mempengaruhi perubahan.
6)      Berbagai Pengetahuan dan Pengalaman
Pekerja sosial perlu saling membagi pengalaman dengan orang lain, baik dengan sesama pekerja sosial masyarakat maupun dengan anggota masyarakat.
Peranan Teknikal
1)      Pengumpulan dan Analisa Data
Peranan berkaitan dengan peranan pekerja sosial masyarakat dalam penelitian sosial. Menggunakan berbagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial untuk mengumpulkan data yang relevan dan untuk menganalisis dan menyajikanya.
2)      Pengunaan Komputer
Sangatlah penting bagi pekerja sosial masyarakat untuk mampu mengunakan komputer, selain itu penggunaan komputer dapat menjadi bagian dari strategi pengembangan masyarakat untuk membantu anggota masyarakat lainnya dalam memperoleh keterampilan komputer.
3)      Persentasi Lisan dan Tulisan
Pekerja sosial masyarakat pasti membuat tulisan-tulisan, yang mencakup laporan tertulis, pengeluaran dana, laporan-laporan penemuan, diskusi dan surat-surat.
4)      Manejemen
Peranan manajemen menjadi penting pada saat pertanggungjawaban pengelolaan proyek. Pada level masyarakat, konsep-konsep seperti manajemen menengah tidak diterapkan secara normal. Prinsip manajemen masyarakat memerlukan masyarakat yang secara aktif mengelola sendiri organisasi dan ini berarti bahwa model berpartisipasi akan lebih tepat.
5)      Kontrol Finansial
     Peranan teknis yang terakhir adalah manajemen keuangan. Dalam bidang ini, biasanya pekerja sosial masyarakat memiliki latar belakang atau pengalaman sedikit dalam hal ini, dan mungkin akan lebih baik bila ia mencari asisten yaitu orang yang memiliki keahlian akunting.

Daftar Pustaka: Sundayani, Yana. 2015. Pengantar Metode Pekerjaan Sosial. Bandung: STKSPress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metode Penunjang Pekerjaan Sosial

1. PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL Penelitian merupakan metode yang termasuk kedalam metode pelayanan tidak langsung didalam pekerjaan sosi...