Sabtu, 29 September 2018

Metode Penunjang Pekerjaan Sosial

1. PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL

Penelitian merupakan metode yang termasuk kedalam metode pelayanan tidak langsung didalam pekerjaan sosial. Penelitian didalam pekerjaan sosial merupakan hal yang penting, karena dengan melakukan penelitian dibidang pekerjaan sosial merupakan kekuatan bagi perkembangan pengetahuan profesi pekerjaan sosial

A.    DEFINISI PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL
Penelitian pekerjaan sosial adalah penerapan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah dalam pekerjaan sosial (Fink Arthur). Penelitian pekerjaan sosial adalah penelitian yang sistematis dan kritis terhadap persoalan-persoalan dalam praktek pekerjaan sosial, dengan maksud untuk memperoleh jawaban terhadap masalah pekerjaan sosial serta memperluas dan menggeneralisasikan pengetahuan dan kosep-kosep pekerja sosial (Friedlander).
Pengertian dari penelitian pekerjaan sosial merupakan:
  1. Penelitian yang dipraktekkan dari dan memberikan sumbangan terhadap praktek pekerjaan sosial
  2. Penelitian pekerjaan sosial dapat diterapkan dan dilaksanakan terhadap persoalan-persoalan individu, keluarga, kelompok. organisasi dan masyarakat
  3. Penelitian diarahkan untuk menghasilkan pengetahuan- pengetahuan yang berguna bagi kemajuan perkembangan praktek pekerjaan sosial baik dalam hal metodologi teknik-teknik intervensi, model pendekatan maupun prosedur pertolongan.
B.     BlDANG – BIDANG PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL
Bidang pennasalahan penelitian mencakup:
  1. Untuk menemukan, menghasilkan dan mengatur berbagai macam kebutuhan kelayan akan bantuan sosial.
  2. Untuk mengukur berbagai macam bantuan sosial yang akan diberikan kepada kelayan.
  3. Untuk mengetes mengukur berbagai macam kebutuhan dan mengevaluasi berbagai hasil pelaksanaan program di lingkungan pekerjaan sosial.
C.    HUBUNGAN PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL DENGAN PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL
Hubungan penelitian pekerjaan sosial dengan praktek pekerjaan sosial pada hakekatnya adalah:
  1. Memperbaiki dan meningkatkan praktek pekerjaan sosial profesional
  2. Pekerja sosial berupaya untuk menggabungkan pengetahuan dan keterampilan untuk kepentingan pelayanan kepada sistem kelayan
  3. Pekerja sosial diharapkan memahami metodologi penelitian serta hasil-hasil yang dilaporkan dari suatu penelitian dan menerapkan konsep-konsep, teori-teori serta pengetahuan yang dikembangkan penelitian
  4. Peneliti berupaya memperbaiki, memperluas dan mengembangkan pengetahuan, konsep-konsep dan teori-teori yang mendasari praktek pekerjaan sosial
  5. Penelitian pekerjaan sosial dapat memberikan standar dan metode yang dapat digunakan oleh pekerja sosial dalam melaksanakan praktek pekerjaan sosial
  6. Penelitian pekerjaan sosial dapat mengembangkan konsep, teori atau pengetahuan yang valid bagi keperluan praktek pekerjaan sosial dalam bentuk-bentuk metode praktek yang ilmiah yang memenuhi standar ilmiah
  7. Pekerja sosial lainnya diharapkan dapat lebih memahami dan membaca berbagai hasil penelitian pekerja sosial serta menerapkan konsep, teore dan pengetahuan yang telah dikembangkan oleh penelitian pekerjaan sosial, ke dalam praktek pertolongan pekerjaan sosial.
D.    JENIS – JENIS PENELITIAN

Sugitono menyebutkan bahwa pada jenis-jenis penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian ppengembangan (research development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik. Berikut jenis penelitian berdasarkan tujuan:
1.      Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru atau sebelumnya pernah diketahui (Jujun S. Suriasumantri).
2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan merupakan penelitian yang bertujuan umtuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
3.      Penelitian Pengembangan (Research Development)
Merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan ataumemvalidasi produk-produk yang digunakan di dalam pendidikan dan pembelajaran (Borg and Gall).
Penelitian pekerjaan sosial dapat dimasukkan pada jenis penelitian tersebut, tergantung pada masalah penelitiannya. Penelitian pekerjaan sosial disebut penelitian terapan jika hasilnya langsung dapat digunakan untuk keperluan praktis yaitu memperbaiki kondisi kehidupan manusia.
E.     PROSEDUR PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL
Prosedur penelitian pekerjaan sosial dapat dilihar dari langkah-langkah dalam melakukaan penelitian pekerjaan sosial, seperti yang dikemukakan Friedlander, sebagai berikut:
a.       Memilih subjek penelitian
b.      Merumuskan hipotesa
c.       Menyusun rancangan penelitian
d.      Pencarian fakta
e.       Mengadakan analisis terhadap fakta
f.       Mengadakan interpretasi data
Prosedur penelitian menurut Fink Arthur adalah:
a.       Penentuan masalah
b.      Mempelajari literatur
c.       Perumusan masalah
d.      Pengembangan hipotesa
e.       Pengembangan argumentasi formal
f.       Merancang sumber data
g.      Analisa data
h.      Menulis laporan penelitian
Proses penelitian dimulai dari issue penelitian yang didapat secara empirik maupun teoritis, yang selanjutnya menentukan masalah penelitian dan menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Setelah itu menyusun instrumen penelitian, lalu mengumpulkan data, kemudian mengolah dan menganalisa data serta selanjutnya menarik kesimpulan yang dapat digunakan bagi perbaikan/masukan secara empirik maupun teoritik.
Hubungan penelitian dan pekerjaan sosial dilihat dari prosesnya memiliki kesamaan. Lima tahapan proses pertolongan dalam ptaktek pekerjaan sosial, menurut Max Siporin yaitu:
1)      EIC (Engagement, Intake, Contract)
Merupakan tahap awal dalam praktek pertolongan, yaitu kontak awal antara pekerja sosial dengan kelayan yang berakhir dengan kesepakatan utnuk terlibat dalam keseluruhan proses.
2)      Assessment (Pengungkapan dan pemahaman masalah).
Merupakan tahapan untuk mempelajari masalah-masalah yang dihadapi kelayan. Tahap ini berisi: pernyataan masalah, assessment kepribadian, analisis situasional, perumusan secara integrative dan evaluasi.
3)      Planning (Perencanaan)
Merupakan pemilihan strategi, teknik dan metode yang didasarkan pada proses assessment masalah.
4)      Intervention (Intervensi)
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan berencana dalam diri kelayan dan situasinya.
5)      Evaluation and Termination (Evaluasi dan Terminasi)
Evaluasi merupakan penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam planning, serta melihat kembali kemajuan-kemajuan yang telah dicapai sehubungan dengan tujuan. Termination (Terminasi): tahap ini dilakukan bila tujuan-tujuan yang telah disepakati dalam kontrak telah dicapai dan mungkin sudah tidak dicapai kemajuan-kemajuan yang berarti dalam pemecahan masalah.
Dalam proses penelitian pada hakekatnya melakukan:
1)      Menentukan fokus penelitian
2)      Merumuskan masalah
3)      Menyusun isntrumen
4)      Mengumpulkan data
5)      Pengolahan data
6)      Pelaporan
Hubungan kesamaan proses penelitian dan pekerjaan sosial pada dasarnya sama, yaitu di dalam  penelitian proses yang pertama adalah menentukan fokus masalah dan sepadan dalam pekerjaan sosial dengan engangement, intake, contract. Tahapan kedua merumuskan masalah sepadan dengan assessment. Tahapan ketiga menyusun instrument sepadan dengan planning. Tahapan keempat mengumpulkan data sepadan intervention. Tahapan kelima pegolahan data sepadan dengan evaluation. Tahapan keenam pelaporan sepadan dengan termination.
F.     TUJUAN PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL
Tujuan penelitian pada dasarnya dapat dilihat dari level tujuannya, yaitu ada yang eksploratif untuk mengenal memperoleh pandangan baru deskriptif untuk memperoleh penjelasan/gambaran yang lebih teliti, menjelaskan  perbedaan atau hubungan fenomena tapi tidak menjelaskan kausalitas dan eksplanatif untuk menguji  hubungan sebab akibat antar variabel.
Penelitian dilihat dari tujuannya adalah:
a.       Eksploratif: Mengenal/memperoleh pandangan baru mengenai suatu gejala sebagai dasar bagi perumusahan masalah.
b.      Deskriptif: Memperoleh gambaran lebih teliti mengenai fenomena tertentu dan menjelaskan perbedaan atau hubungan antar fenomena.
c.       Eksplanatif: Menguji hubungan sebab akibat antar variabel.
Penelitian Eksploratif
a.       Penelitian yang dilakukan untuk memeahami gejala atau permasalahan tertentu. Penelitian eksploratif dilakukan untuk lebih meemahami gejala atau permasalahan tertentu. Penelitian ini diharapkan dapat menyusun masalah penelitian dengan lebih diuji pada penelitian selanjutnya.
b.      Tujuannya untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai permasalahan tertentu sehingga dapat dijadikan dasar perumusan masalah penelitian.
c.       Cara: 1) survei diatur, 2) survei pengelaman, 3) studi tentang kasus tertentu.
Penelitian Deskriptif
a.       Penelitian yang bertujuan untuk memeperoleh gambaran tentang fenomena tertentu secara sistematis, faktual, dan akurat.
b.      Penelitian yang mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.
c.       Secara garis besar ada tiga macam penelitian deskriptif: 1) memperoleh gambaran tentang satu variable, 2) memperoleh gambaran tentang perbedaan satu variabel pada dua kelompok sampel atau lebih. 3) memperoleh gambaran tentang hubungan dua variabel atau lebih.
Penelitian Eksplanatif
a.       Penelitian yang bertujuan untuk memeproleh penjelasan tentang hubungan sebab akibat dari dua variabel atau lebih.
b.      Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang adanya hubungan sebab akibat dari hubungan dari gejala-gejala yang diamati.
c.       Syarat hubungan sebab akibat: 1) ada hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat, 2) terdapat urutan kejadian yang benar, 3) tidak ada penjelasan alternatif untuk hubungan yang ditemukan.
d.      Hubungan sebab akibat harus memenuhi: 1) Ada hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat, 2) Ada ukuran waktu yang benar, dimana faktor penyebab tidak mungkin terjadi setelah faktor akibat 3) Hubungan antara variabel terikat dan bebas boleh diakibatkan oleh variabel lain atau faktor lain.
Hubungan penelitian dan pekerjaan sosial dapat dilihat dari tujuannya. Tujuan penelitian pada umumnya adalah untuk: pengujian. penemuan dan pengembangan. Sementara tujuan pekerjaan sosial adalah untuk: mengembalikan keberfungsian individu, kelompok, masyarakat dengan berdasarkan pada evidence based practice yang merupakan hasil penelitian.
G.    ETIKA PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan hendaknya harus menerapkan etika penelitian. Berikut adalah etika penelitian, yaitu:
a.       Bidang yang diteliti sesuai dengan keahlian peneliti
b.      Peneliti harus merahasiakan semua informasi yang diperoleh dari responden sehingga namanya harus ditulis dalam bentuk kode atau inisial
c.       Peneliti tidak menuntut responden untuk bertanggung jawab atas informasi kepadanya
d.      Peneliti tidak memaksakan kehendaknya agar responden memberikan informasi kepadanya
e.       Peneliti tidak mengubah informasi responden dengan pengertian yang berbeda atau bertolak belakang dari fakta yang sesungguhnya.
Seorang ilmuwan selain harus menerapkan etika juga harus memiliki sikap ilmiah, seperti yang dikemukakan oleh Harsojo, 1972 dalam Irawan Soehartono: Sikap ilmiah adalah sebagai berikut:
1)      Objektif
Rasa senang dan tidak senang pribadi tidak boleh mempengaruhi pendapat dan kesimpulan yang diambil.
2)      Relatif
Tidak mempertahankan pendapatnya jika tidak sesuai dengan data atau fakta.
3)      Skeptik
Tidak mudah percaya pada pernyataan-pernyataan yang tidak didukung oleh data yang cukup kuat.
4)      Kesabaran intelektual
Tidak mudah menyerah dan tidak tergesa-gesa dalarm menyatakan suatu temuan sebelum didukung oleh data yang valid.
5)      Kesederhanaan
Cara berfikir untuk menyatakan sesuatu dilakukan dengan cara sederhana.
6)      Sikap tidak memihak kepada etika
Ilmu tidak dimaksudkan memberikan penilaian baik dan buruk, tetapi salah dan benar secara empirik.



2. ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

Administrasi merupakan proses implementasi atau penterjemahan kebijaksanaan ke dalam pelaksanaan program Bahasan administrasi kesejahteraan sosial mulai dari definisi, tujuan dan fungsi, unsur admnistrasi, faktor yang mempengaruhi sifat administrasi, syarat, karakteristik, asumsi, tugas, peran serta prinsip dasar administrasi kesejahteraan sosial, berikut adalah uraiannya.
A.    DEFINISI ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Menurut John C. Kidneigh dalam buku: Social Work ration: An Area of Social Work Practice, Social Work of Jurnal: Administrasi Kesejahteraan Sosial merupakan proses mentransformasikan kebijakan sosial kedalam pelayanan-pelayanan sosial sehingga terjadi proses timbal balik (berkesinambungan), yaitu:
a.       Mentransformasikan kebijakan kedalam pelayanan sosial secara kongkrit dan
b.      Menggunakan pengalaman-pengalaman untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi guna merubah atau memperbaiki kebijakan
Menurut Rex A. Skidmore (1976) administrasi kesejahteraan sosial adalah tindakan staf yang menggunakan proses-proses sosial untuk mentransformasikan kebijakan-kebijakan sosial lembaga kedalam pemberian pelayanan sosial. Administrasi kesejahteraan sosial sebagai tindakan dari staf anggota yang memanfaatkan atau mentransformasikan kebijakan sosial kedalam pelayanan sosial.

B.     TUJUAN DAN FUNGSI ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tujuan administrasi kesejahteraan sosial adalah mendayagunakan tenaga dan dana secara optimal, teratur, relevan, efektif, dan efisiensi untuk mencapai tujuan pelayanan kesejahteraan sosial.
Fungsi dari administrasi kesejahteraan sosial yaitu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan berupa:
a.       Perumusan dan penentuan tujuan pelayanan/ pertolongan sosial/ kesejahteraan sosial.
b.      Pengorganisasian usaha pertolongan/ pelayanan sosial/ kesejahteraan sosial.
c.       Manajemen usaha pertolongan/pelayanan sosial/ kesejahteraan sosial.
d.      Komunikasi sosial.
e.       Tata usaha.
f.       Pengumpulan sumber/ penggalian sumber.
g.      Partisipasi masyarakat.

C.    UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI
a.       Program (Programme)
Pertanggungjawaban administrasi yang utama adalah memelihara program lembaga sosial dalam perubahan kebutuhan dan nilai masyarakat, dan perubahan kontribusi pekerjaan sosial. Isi program lembaga sosial ditentukan oleh pernyataan tujuan yang luas dan tujuan pelaksanaan yang khusus, (jelas tujuannya, orang yang dilayani, jelas penanganan masalahnya).
b.      Keuangan (Finance)
Persoalan perencanaan dan pelaksanaan keuangan secara langsung dengan perencanaan program dan keberhasilan keseluruhan pelaksanaan lembaga sosial. Keuangan sebaiknya berdasarkan seleksi prioritas program.
c.       Personalia (Personel)
Analisis kebutuhan merupakan esensial untuk isi pekerjaan organisasi yang sebenarnya dan untuk identifikasi personalia yang diperlukan guna mengerjakan pekerjaan. Administrasi personalia yang baik dapat dilihat penggajian, tingkatan kompetensi pekerja dalam menjalankan tugas.
d.      Struktur Organisasi (Organizational Structure)
Lembaga sosial yang besar perhatiannya lebih banyak diberikan pada struktur organisasional. Keprofesionalan dapat dilihat dari hubungan pekerjaan dengan struktur yang mudah dimengerti hubungan pelaksanaannya.
e.       Milik dan Peralatan (Property and Equepment)
Pencapaian perumahan dan peralatan yang cukup merupakan masalah utama dan terus-menerus bagi lembaga sosial, (perumahan, seleksi peralatan kantor).
f.       Penelitian (Reasearch)
Lembaga sosial hendaknya ikut serta dalam pengumpulan data yang cukup untuk mengerjakan laporan pekerjaan pelayanan. Hasil penelitian dapat dibuat untuk penilaian tentang masalah, bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan lembaga sosial.
g.      Hubungan masyarakat (Public relation)
Pelayanan sosial yang efektif seharusnya dipergunakan dan dimanfaatkan untuk dan oleh masyarakat. Tugasnya memelihara hubungan yang efektif dan kooperatif dengan lembaga sosial lain, kelompok masyarakat.
h.      Prosedur dan metode (Methods and procedure)
Pekerjaan penyederhanaan merupakan tujuan utama administrasi, perhatian khusus seharusnya dicurahkan untuk isi pencatatan, pengelolaan pekerjaan yang berhubungan dengan sekretariat, efisiensi, pemeliharaan pencatatan.

D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT ADMINISTRASI
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat administrasi adalah:
a.       Tujuan organisasi (Purpose of organization)
Tujuan lembaga kesejahteraan sosial mempunyai banyak kesamaan dan hal ini berakibat dalam kualitas keadaan administrasi lembaga kesejahteraan sosial. Adanya kejelasan tentang: tujuan, metode, struktur gaji sesuai kebutuhan tingkatan staf yang berkompeten, kebijaksanaan dan pelaksanaannya, kualitas dan kuantitas pelayanan, strategi keuangan.
b.      Bantuan (Auspices)
Lembaga kesejahteraan sosial merupakan alat (instrumen) masyarakat yang diorganisasikan untuk melaksanakan pelayanan yang berguna dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
c.       Ulasan daerah geografik (Geographica area of coverage)
Pengantar Metode Pekerjaan Sosial Administrasi dipengaruhi oleh pemberitaan atau ulasan daerah dengan menyebut seperti persoalan pelaksanaan desentralisasi, pelayanan organisasi pusat, masalah komunikasi dan koordinasi, keseragaman pelayanan dan penyesuaian pelayanan daerah yang berbeda-beda. Misalnya di daerah, kantor cabang, pertanggung jawaban perwakilan, metode yang digunakan untuk menjamin kualitas dan kuantitas pelayanan.
d.      Ukuran (Size)
Ukuran organisasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi lapangan dan isi pengelolaan pekerjaan yang baik secara keseluruhan proses administrasi. Ukuran kecil kompetensi praktek pelaksana fungsional dan kemampuan mengawasi program. Ukuran besar : penempatan keterampilan umum pada administrasi pada umumnya (kepemimpinan, otoritas perwakilan, koordinasi, penggunaan staf).
e.       Penggolongan (Setting)
Ada dua kelas penggolongan struktur umum dalam fungsi pekerjaan sosial:
1)      Lembaga sosial dimana pekerja sosial merupakan pelayanan primer
2)      Personalia pekerjaan sosial yang mengelola lembaga sosial dan menentukan kebijaksanaan yang esensial serta metode pelaksanaannya. Pekerja sosial berkoordinasi dengan pelayanan profesional yang lain melalui penggunaan kompetensi pekerjaan sosial dalam peranan konsultannya.

E.     SYARAT, KARAKTERISTIK, ASUMSI DASAR, DAN PRINSIP DASAR ADMINISTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
1.      Syarat Administrasi Kesejahteraan Sosial
a.       Adanya usaha kerjasama sekelompok orang yang terorganisir dan terkoordinir.
b.      Pelaksanaan usaha kerjasama sekelompok orang diilhami oleh nilai-nilai pekerjaan sosial.
c.       Adanya sumber fasilitas dan dana.
d.      Adanya tujuan memberikan pertolongan/ pelayanan sosial kepada masyarakat yang menyandang masalah sosial, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
2.      Karakteristik Administrasi Kesejahteraan Sosial
Karakteristik dari administrasi kesejahteraan sosial adalah:
a.       Ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.
b.      Lembaga sosial secara khusus berbentuk badan/ lembaga umumnya mewakili kepentingan masyarakat.
c.       Terdapat rangkaian yang besar dan beragam tentang ukuran, skup, struktur, jenis program dan organisasi/ lembaga sosial.
d.      Administrasi mempunyai tanggung jawab untuk mengkaitkan kegiatan internal lembaga dengan masyarakat.
e.       Terdapat keperluan yang terus-menerus untuk  membuat pilihan-pilihan tentang sumber-sumber.
f.       Pelayanan yang ditampilkan oleh lembaga sosial mempunyai unsur pekerjaan sosial semakin besar.
3.      Asumsi Dasar Administrasi Kesejahteraan Sosial
Asumsi dasar adminstrasi kesejahteraan sosial adalah mempunyai dan mengupayakan pemahaman dan penerimaan serta komitmen yang mendalam terhadap nilai-nilai pekerjaan sosial.
a.       Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang pekerjaan sosial sebagai suatu pelayanan profesional terhadap orang
b.      Mempunyai dan mengupayakan identifikasi yang kuat terhadap profesi pekerjaan sosial dan tujuan fundamental pekerjaan sosial
c.       Mengetahui dan mengintegrasikan praktek pekerjaan
d.      Terlibat dalam menciptakan kerja yang efektif
e.       Bertanggung jawab untuk menjaga kualitas pelayanan yang diberikan.
4.      Dasar Administrasi Kesejahteraan Sosial
Prinsip dasar dalam administrasi kesejahteraan sosial adalah:
Prinsip nilai-nilai pekerjaan sosial; Prinsip kebutuhan masyarakat dan klien; Prinsip tujuan lembaga; Prinsip setting budaya; Prinsip relasi yang bertujuan; Prinsip totalitas lembaga; Prinsip tanggung jawab profesional: Prinsip partisipasi; Prinsip komunikasi; Prinsip kepemimpinan; Prinsip perencanaan; Prinsip organisasi; Prinsip pendelegasian; Prinsip koordinasi; Prinsip penggunaan sumber; Prinsip perubahan; Prinsip evaluasi dan Prinsip pertumbuhan.

F.     TUGAS DAN PERANAN ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL
1.      Tugas Umum dan Peranan Administrasi Pekerjaan Sosial
Tugas umum dan Peranan Administrasi Pekerjaan Sosial:
a.       Perumusan tujuan.
b.      Pemimpin lembaga merupakan pejabat eksekutif yang bertanggung jawab kepada atasannya tentang pelaksanaan kebijakan yang telah digariskan. Memberikan masukan keatas berdasarkan pengetahuan dan keahlian teknis, profesional, pengalaman.
c.       Penyiapan struktur formal yang sesuai bagi pelaksanaan tugas lembaga.
d.      Modifikasi perubahan organisasi struktur formal, kesinambungan proses perumusan tujuan dan perencanaan.
e.       Menghimpun dan menyalurkan sumber-sumber.
f.       Salah satu tugas pimpinan lembaga ialah menghimpun sumber-sumber walaupun ada perbedaan diantara lembaga, tergantung dari mana lembaga yang bersangkutan memperoleh sumber- sumbernya.
g.      Supervisi dan evaluasi.
h.      Supervisi merupakan bagian utama dalam administrasi pekerjaan sosial. Peranan supervisi adalah sebagai seorang yang memberikan dorongan motivasi, pemberian informasi, sebagai pendengar yang baik bagi pekerja.
i.        Pembinaan usaha bersama.
j.        Tugas utama administrator adalah memperkecil konflik antara kebutuhan para anggota, memelihara dan membina hubungan kerja sama yang baik diantara berbagai profesi.
2.      Tugas-Tugas dalam Sistem Administrasi
Tugas didalam sistem administrasi adalah:
a.       Penyusunan staf: Rekruitmen, seleksi, pengembangan staf, promosi, kesejahteraan pegawai.
b.      Latihan: tugas administrator adalah memimpin, menyediakan sumber, berperan serta dalam latihan untuk pegawai dan sebagai supervisor lapangan dalam praktek pekerjaan sosial.
c.       Kekayaan dan perlengkapan: mencakup pengelolaan, penggunaan barang dan perlengkapan yang merupakan milik negara atau organisasi.
d.      Pembiayaan: Bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengumpulan dana.
e.       Sistem pencatatan: 1) mengidentifikasi dan memutuskan apa yang perlu dicatat,
2) bagaimana cara mencatat, oleh siapa, bagaimana cara penyimpanannya,
3) menjamin data dan informasi mudah dijangkau oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan.
f.       Hubungan masyarakat: menciptakan dan membina hubungan baik dengan lingkungan.
Tugas yang lain:
a.       Merencanakan dan mengembangkan program.
b.      Memperoleh sumber-sumber dan dukungan finansial.
c.       Merancang struktur dan proses organisasi.
d.      Mengembangkan dan memelihara kemampuan staf.
e.       Menilai program-program dan lembaga.
f.       Mengubah program dan lembaga.
3.      Peranan Administrator Pekerjaan Sosial
Peranan dari administrator harus mampu
a.       Membedakan antara tugas dan peranan tertentu dengan status yang bermacam-macam.
b.      Mengidentifikasi perilaku sesuai dengan peranan.
c.  Mengidentifikasi hubungan peranan yang penting dalam rangka pelaksanaan tugas lembaga.
d.  Dapat membedakan peranan, sikap perilaku profesional dari peranan sikap sebagai seorang pribadi.

3. AKSI SOSIAL
Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of power), sumber (distribution of resourch), dan pengambilan keputusan (distribution of decision making). Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang sering kali menjadi korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik dan kemasyarakatan. Aksi soasial berorientasi baik pada tujuan proses maupun tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan (equality) dan keadilan (equity).
Banyak kasus di mana sumber daya yang Anda anggap perlu tidak memadai, atau diskriminatif adalah situasi politik yang menuntut pendekatan praktik kebijakan. Tindakan atas nama klien adalah satu kemungkinan respons terhadap situasi yang tidak adil. Tindakan sosial adalah metode praktik kebijakan di mana pekerja sosial secara umum bertujuan untuk mengalihkan struktur kekuasaan untuk mengubah respons istitutional. Upaya itu datang dalam berbagai bentuk dan mungkin melibatkan berbagai tingkat konfrontasi. Misalnya, jika departemen kesehatan masyarakat lambat untuk menyelidiki situasi anak yang meracuni tim sekolah setempat, Anda dapat membantu klien Anda melalui proses pengaduan resmi mereka, dan / atau mengorganisir protes dengan orang tua lain yang khawatir jika departemen kesehatan tidak merespons untuk pertanyaan awal. Kedua tindakan atas nama satu klien dan atas nama banyak klien adalah bentuk tindakan sosial. Namun, yang terakhir ini jelas lebih konfrontatif daripada yang pertama. Dalam situasi di mana tindakan semacam ini direnungkan, penilaian akan mengambil dimensi nasional dari analisis tindakan yang benar-benar harus atau akan terjadi, siapa yang akan melakukannya, dan apa konsekuensi potensial yang akan terjadi. Selain itu, harus memperhatikan minat klien, dan kapasitas untuk terlibat, tindakan yang ditunjukkan. Pekerja sosial harus benar-benar jujur ​​dan peka terhadap kemungkinan konsekuensi tindakan politik untuk klien atau keluarga klien. Dalam banyak hal, persyaratan terakhir ini dapat dianggap sebagai dimensi etika.
Terlepas dari risiko yang mungkin terlibat, ketika suatu pemahaman benar-benar tercapai dalam kemitraan, beberapa pengalaman lebih positif atau kuat daripada tindakan sosial yang sukses yang didasarkan pada advokasi klien-pekerja. Bahkan jika hasilnya agak kurang dari yang diharapkan, proses itu sendiri dapat sangat memberdayakan baik pekerja sosial maupun klien.
Meskipun skenario ini meluas ke fase intervensi, ini menunjukkan pentingnya penilaian di seluruh hubungan klien. Pengkajian menggerakkan tahap aksi pekerjaan, dan oleh karena itu, juga harus mengatasi tindakan yang melekat di dalamnya.


Daftar Pustaka: 
1. Aksi Sosial
a) Birkenmaier, Julie, dkk. 2014. The Practice Of Generalist Social Work. New York: Routledge.
b) Suharto, Edi. 2017. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama.

2. Penelitian dan Administrasi
a) Sundayani, Yana. 2015. Pengantar Metode Pekerjaan Sosial. Bandung: STKSPress.

Metode Penunjang Pekerjaan Sosial

1. PENELITIAN PEKERJAAN SOSIAL Penelitian merupakan metode yang termasuk kedalam metode pelayanan tidak langsung didalam pekerjaan sosi...